Beranda

Senin, 10 Mei 2010

Mikroskop


Mikroskop adalah alat optik yang sangat penting dalam aktivitas Biologi terutama di bidang Mikrobiologi. Dengan mikroskop akan diperoleh perbesaran pandangan sehingga memungkinkan untuk melihat mikroorganisme atau benda-benda sangat kecil yang tidak tampak dengan mata secara Iangsung/biasa. Ada dua jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang mengunakan sistem lensa optis, terdiri dan mikroskop medan terang, medan gelap, fluoresensi, dan kontras fase. Sedangkan mikroskop elektron menggunakan elektron sebagai pengganti gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan yang jauh lebih besar sampai beberapa ribu kali.

Komponen-komponen mikroskop
Komponen mikroskop dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian optik dan bagian mekanik.

Bagian optik yaitu:
1. Lensa okuler
Terletak di atas tubus, dekat dengan mata. Biasanya mempunyai perbesaran 4x, 8x, lOx, 12,5x, 15x, dan 16x. Ada beberapa tipe mikroskop siswa yang lensanya tidak dapat dilepas dan tubus sedangkan pada mikroskop lanjutan dapat dilepas sehingga tidak boleh membawa mikroskop miring atau terbalik. Pada mikroskop biasa, lensa okuler ini ada 1, tipe binokuler mempunyai 2, dan trinokuler mempunyai 3, sehingga ada tipe mikroskop yang bisa dilihat oleh 2 orang sekaligus. Ada lensa okuler yang dilengkapi dengan jarum penunjuk (tampak berupa garis hitam) yang berfungsi untuk menunjukkanobjektertentu padasediaan.

2. Lensa objektif
Terletak di bawah tubus, dekat dengan objek. Biasanya mempunyai perbesaran 4x, lOx, 40x, dan lOOx. Pembesaran lOx untuk mencari bayangan disebut pembesaran Iemah dan pembesaran 40x disebut pembesaran kuat. Sedangkan pembesaran 1 OOx untuk melihat mikroorganisme dengan dibantu minyak imersi. Lensa objektif dipasang pada revolveryang dapatdiputar-putar.

3. Diafragma
Berfungsi untuk mengatur besar kecilnya lubang yang dilalui cahaya dengan menggunakan tuas. Diafragma mengaturjumlah cahaya yang masuk.

4. Kondensor
Terletak di bawah meja sediaan yang terdiri dan dua set lensa. Berfungsi untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya yang masuk dan sumber cahaya ke dalam sistem lensa. Posisinya dapat dinaik-turunkan.

5. Cermin
Terletak di bawah meja sediaan, terdiri dan dua jenis kaca yaitu cermin datar dan cermin cekung pada sisi Iainnya. Berfungsi untuk menangkap cahaya dan memantulkan cahaya melalui diafragma, kondensor, dan sediaan. Cermin datar digunakan bila keadaan sekeliling cukup terang dan cermin cekung digunakan bila keadaan kurang terang. Sumber cahaya dapat dan sinar matahari atau lampu tetapi tidak boleh menangkap sinar matahari Iangsung karena dapat menyilaukan mata. Cermin dapatdiputar ke segala arah.

6. Kaca filter
Berupa kaca berwarna biru, hijau, kuning, atau putih yang dipasang di bawah lensa kondensor atau di atas cermin. Berfungsi untuk mengurangi silau, menegaskan batas-batas objek pada sediaan, dan mengurangi panas bila menggunakan sinar lampu.

Bagian mekanik yaitu:

7. Revolver
Tempat kedudukan lensa objektif yang dapatdiputar-putar.

8. Tubus
Tempat terpasangnya lensa okuler dan objektif. Posisinya dapat tegak atau miring dan dapat dinaik-turunkan. Tubus yang miring mempunyai prisma yang dapat membelokkan cahaya.

9. Statif
Berupa penghubung antara kaki dan tubus. Beberapa tipe memungkinkan statif mi dibengkokkan atau dimiringkan karena memiliki engsel, tetapi jika sedang mengamati sediaan basah atau menggunakan minyak imersi tidak boleh dimiringkan supaya cairan tidak mengalir membasahi bagian lain dan mikroskop.

10. Makrometer/pengatur fokus kasar
Berupa sekrup besar yang berfungsi untuk mengatur naik-turunnya tubus secara cepat.

11. Mikrometer/pengatur fokus halus
Berupa sekrup kecil yang berfungsi untuk mengatur jarak antara lensa objektif dan sediaan secara perlahan. Kedudukannya dapat terpisah dengan makrometer atau bersatu.

12. Meja sediaan/stage
Berfungsi untuk meletakkan sediaan atau objek dengan lubang di tengahnya untuk jalan masuknya cahaya ke arah sediaan. Dilengkapi dengan penjepit sediaan di kin dan kanan pada mikroskop siswa atau dapat diganti dengan penggerak sediaan atau mechanical stage pada mikroskop lanjutan.

13. Penggerak sediaan
Alat tambahan mi biasanya ada pada mikroskop lanjutan. Terdapat ulir penggeraknya di samping meja atau di bawah meja sediaan sehingga sediaan dapat digeser ke kin, kanan, depan, dan belakang. Dilengkapi dengan koordinat sehingga memudahkan untuk menandai objek tertentu pada sediaan.

14. Pengatur kondensor
Berfungsi untuk mengatur naik-turunnya kondensor.

15. Kaki/alas
Berfungsi untuk menahan agar mikroskop dapat berdiri tegak. Dapat berbentuk persegi, tapal kuda, atau bentuk lain. Ada tipe yang memungkinkan kaki diputar sehingga posisi mikroskop menjadi miring.

Penanganan dan Pemeliharaan Mikroskop

1. Bawalah mikroskop dalam posisi tegak dengan dua tangan, yaitu dengan memegang statif dengan satu tangan dan menyangga alas dengan tangan yang lainnya.
2. Bersihkan selalu dasar dan tubuh mikroskop dan debu dengan menggunakan peniup lalu gunakan kuas yang berbulu halus. Debu di bagian mekanik dibersihkan dengan kain lembut. Bagian yang bergesekan dan tidak dicat harus dilumasi secukupnya dengan oh agartidak berkarat.
3. Hindarkan mikroskopdari benturan.
4. Setelah dipakai, bersihkan lensa objektif dan minyak imensi dengan kain yang lembut atau kentas khusus pembersih lensa yang telah diberi xilol.
5. Jangan menyentuh lensa dengan tangan.
6. Jangan melepaskan lensa objektif untuk membensihkannya.
7. Jangan memiringkan miknoskop bila bekenja dengan minyak imersi supaya minyak tidak mengahir ke tempat lain.
8. Jangan menyetel mikroskop secara paksa.
9. Jangan menukan lensa objektifatau lensa okulen dan miknoskop lain.
10. Bensihkan lensa okulen dengan menyeka lensa okulen dengan kertas halus yang dibasahi dengan akuades.
11. Pasanglah lensa objektif benkekuatan yang paling nendah bila mikroskop sedang tidak di pergunakan.
12. Tutuplah mikroskop dengan tutup plastik yang tersedia setelah selesai dipakai. Kemudian simpanlah dalam lemari yang kering atau kelembabannya rendah. Lemari dapatdilengkapi dengan penyerap kelembaban (silica gel) atau dipasang lampu

Gejala Alam Biotik dan Abiotik


GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK


A. Pengamatan Objek secara Terencana dan Sistematis
Jika seseorang ingin mengetahui sesuatu melalui pengamatan, tidak akan berhasil baik apabila pengamatan yang dilakukan tanpa melalui langkah atau metode yang terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik. Biotik adalah bagian alam yang bersifat hidup, sedangkan abiotik adalah benda alam yang bersifat mati.
Langkah atau metode yang paling tepat digunakan di dalam pengamatan yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu perangkat untuk memecahkan masalah, mengetahui penyebab sehingga memiliki kesimpulan yang dapat masuk akal dan dapat dipercaya. Untuk itu, metode ilmiah dan bersikap ilmiah digunakan seseorang dalam melakukan pengamatan.
Adapun langkah-langkah metode ilmiah, sebagai berikut:
1. Menemukan masalah dan merumuskan masalah.
2. Mengumpulkan keterangan untuk memecahkan masalah.
3. Menyusun dugaan atau hipotesa untuk memperoleh jawaban sementara.
4. Menguji dugaan dengan mengadakan percobaan atau eksperimen.
5. Menarik kesimpulan.
6. Menguji kesimpulan dengan mengulang percobaan.

Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang pengamat antara lain, sebagai berikut:
1. Mencintai kebenaran
Sikap ini mendorong seseorang berlaku jujur dan obyektif.
2. Tidak purba sangka
Tidak berpikir secara prasangka tidak baik dan tidak masuk akal.
3. Bersifat toleran terhadap orang lain
Pengetahuan tidak mutlak sempurna, maka menghargai pendapat orang lain dapat digunakan untuk memperbaiki, melengkapi, menyempurnakan pengetahuan dan tidak memaksa orang lain.
4. Ulet
Tidak putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran walaupun sering tidak memperoleh apa-apa.
5. Teliti dan hati-hati
Teliti dalam melakukan sesuatu dan hati-hati dalam mengambil kesimpulan dan mengeluarkan pendapat.
6. Ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan dengan didorong untuk ingin tahu lebih banyak dalam melakukan sesuatu.
7. Optimis
Selalu optimis karena terbiasa dengan percobaan atau eksperimen.

Dalam eksperimen terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan.Faktor-faktor tersebut dinamakan variabel.

Terdapat empat macam variabel, yaitu :
1. Variabel bebas atau variabel manipulatif
Variabel bebas adalah faktor yang sengaja dibuat berbeda atau diubah.
2. Variabel terikat atau variabel respon
Variabel terikat adalah variabel yang diperoleh oleh variabel lain.
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah yang harus dikendalikan.
4. Variabel pengganggu
Variabel pengganggu adalah faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan, tetapi tidak dapat diperkirakan sebelumnya.

Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil yang disebut data.
Terdapat dua (2) macam data, yaitu:
1. Data kualitatif yaitu data yang disajikan tidak dalam bentuk angka.
2. Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka.

Hasil dan kesimpulan dari percobaan atau pengamatan dilaporkan dalam suatu jurnal yang disebut jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah majalah yang memuat artikel atau tulisan yang berisi laporan hasil penelitian. Bentuk jurnal ilmiah beragam, ada yang terbit mingguan, bulanan atau tiga bulan sekali. Dengan berkembangnya IPTEK jurnal ilmiah dapat dilihat melalui internet.
B. Gejala Alam
Gejala alam yang dapat kita amati, pelajari dan kita temukan dalam IPA dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala alam kebendaan dan gejala alam kejadian. Gejala alam kebendaan dan gejala alam kejadian mengenai obyek biotik dan abiotik.
Gejala alam kebendaan obyek biotik mencakup keadaan dan ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup , seperti bentuk, warna dan ukuran tubuhnya.
Gejala alam kejadian obyek biotik adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh makhluk hidup, seperti tumbuh, iritabilitas, dan berkembang biak.
Gejala alam kebendaan obyek abiotik mencakup keadaan dan ciri-ciri yang dimiliki oleh benda-benda tak hidup, seperti tekstur, warna dan bentuknya.
Gejala alam kejadian obyek abiotik merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada benda-benda tak hidup, misalnya angin tertiup sepoi-sepoi, salju turun, dan batu di gurun mengalami pelapukan.